14 Juni 2009

Wajah di Dinding




Mengikuti program Sampoerna Hijau Kotaku Hijau 2009 sejak 4 Juni-6 Juni 2009, membuat saya punya kantong cerita banyak. Salah satunya tentang pot berbentuk wajah orang. Pot ini menempel di dinding gang pembatas rumah penduduk di pinggir Kali Code, Jogjakarta, dengan tempat usaha.

Biasalah, di kota selalu ada perbedaaan ekstrem yang agaknya wajib dibatasi dengan tembok panjang-tinggi-tebal untuk menunjukkan ini wilayahku dan itu bukan tempatku. Di lorong yang membosankan ini, warga RW 7 Kelurahan Cokrodiningratan, Kecamatan Jetisharjo, Jogjakarta menyiasatinya dengan membuat mural. Tetapi mural saja tentu tidak berkonsep hijau meski di banyak mural tampil warna hijau. Konsep hijau yang digulirkan Prof. Dr. Ir. Hadi Susilo Arifin (sebenarnya masih ada sederet gelar lagi), guru besar lanskap di IPB yang menjadi ketua tim juri pada penilaian bersih dan hijau di 10 kota di Jawa, konsep hijau merangkum ekologi, pengolahan sampah, dll.

Pot yang biasanya ditata di bawah, dipindah ke dinding setinggi kepala orang dewasa. Dasar mbeling, supaya lebih menarik, pot dibentuk ekspresi wajah orang. Bagian atas 'kepala' diisi tanah dan kompos dan ditanami. Daun yang dipilih diatur sehingga setiap pot wajah ini memiliki aksen berbeda. Ada yang rambutnya krewul, ada yang gondrong, ada yang botak, ada rambut kurang gizi, ada punya yang jigrak. Favorit saya pot berwajah mirip pelawak Dono di Warkop DKI dengan rambut jigrak. Saya langsung jatuh cinta pada pot itu.

Ah, bisa jadi inspirasi. Asal di gang itu tidak mati lampu, pot ini menyejukkan mata. Tetapi jika mati lampu, huuuuah... ada yang melotot dengan rambut gimbal di dinding.

foto: saya yang motret

1 komentar:

rachmans mengatakan...

waduhhhh... bagus baget potnya..... jadi kpengen....