30 Maret 2011

Atur Lagi Keuangan

Perencanaan keuangan pribadi merupakan proses pengelolaan keuangan untuk mencapai kepuasan ekonomi pribadi. Setiap orang, keluarga, rumah tangga memiliki posisi keuangan yang unik sehingga setiap aktivitas keuangan harus direncanakan secara hati-hati untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan tujuan-tujuan.
Keuntungan dari perencanaan keuangan pribadi antara lain peningkatan penghasilan, penggunaan uang, dan perlindungan terhadap penghasilan lebih tertata. Itu diperlukan untuk mengendalikan diri dan menghindari utang berlebihan, kebangkrutan, dan ketergantungan pada orang lain. Jika keputusan keuangan direncanakan dengan baik dan dikomunikasikan dalam keluarga, hubungan kekeluargaan makin kuat dan menyenangkan karena bebas dari ketakutan finansial. Dengan demikian, keluarga dapat mengantisipasi pengeluaran dan menyiapkan masa depan.
Yang perlu dilakukan adalah duduk bersama pasangan dalam suasana menyenangkan. Anda dan harus memetakan kondisi keuangan saat ini. Pada tahap pertama, seorang harus menentukan kondisi keuangannya dengan memerhatikan beberapa hal pokok yakni pendapatan, tabungan, pengeluaran-pengeluaran, dan utang. Siapkan sebuah catatan mengenai neraca aset dan utang serta jumlah pengeluaran untuk berbagai jenis pengeluaran.
“Pengeluaran itu harus sesuai dengan kebutuhan keluarga karena itu harus realisitis, spesifik, terukur, memiliki time frame yang jelas dan dapat diwujudkan,” kata Daniel Tulasi, Perencana Keuangan dari Unika Widya Mandala Surabaya.

Menyusun Anggaran
Penghasilan Anda dan suami disatukan. Itu adalah pemasukan keluarga. Jika ada penghasilan dari usaha lain yang rutin, itu juga dihitung. Setelah angka didapat, 30 persen dari penghasilan untuk pos investasi.
Setelah itu pengeluaran selama sebulan didata. Pengeluaran rutin seperti listrik, air, telepon, biaya pendidikan anak, transportasi, biaya kesehatan, belanja bulanan dan harian, gaji pekerja di rumah, hingga uang saku. Jangan lupa mendata pengeluaran untuk cicilan utang baik kredit rumah, kendaraan, maupun barang lain.
Di dalam daftar pengeluaran, masukkan juga pos darurat dan pos tabungan. Pos darurat itu sebaiknya tidak diutak-atik hingga memang benar-benar dibutuhkan. Pos tabungan digabung dengan pengeluaran karena mengambil sebagian penghasilan.
Itu adalah daftar panjang bulanan. Sandingkan pengeluaran itu dengan total 70 persen penghasilan. Jika dari seluruh pengeluaran ternyata masih ada sisa, keuangan keluarga bisa dikatakan cukup sehat meski pos untuk tabungan dan pos darurat makin lama harus semakin besar jumlahnya. Pos darurat ini harus diantisipasi hingga jumlahnya mencapai 6-12 kali penghasilan layak saat ini. Artinya, jika terjadi sesuatu pada Anda dan suami –misalnya di-PHK-- maka masih ada cadangan dana untuk hidup layak selama 6-12 bulan. Pada saat itu diharapkan Anda dan suami sudah memiliki sumber penghasilan baru.
Disiplin menjalankan rencana menjadi salah satu kunci agar keuangan keluarga tetap aman dari bulan ke bulan. “Selain itu, rencana keuangan harus selalu dikoreksi. Perencanaan keuangan merupakan sebuah proses yang tidak pernah akan berakhir. Masyarakat selalu berubah, kebutuhan dan keinginan manusia pun berubah. Oleh karena itu, diperlukan evaluasi terus-menerus untuk menjamin bahwa tujuan keuangan akan terwujud dengan pilihan keputusan yang telah ditetapkan, atau jika perlu melakukan perubahan rencana yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi keuangan saat ini,” tambah Daniel.

Rencana Keuangan yang Tidak Pernah Berhenti
Saatnya mengidentifikasi serangkaian tindakan alternatif karena kebutuhan makin hari makin besar. Tahap ini amat penting karena banyak pilihan yang harus diperhitungkan. Meski tindakan altenatif banyak, namun harus mengacu pada beberapa pedoman berikut. Serangkaian tindakan yang sama harus dilakukan terus-menerus, misalnya menabung dalam jumlah yang sama setiap bulan.
Jika dulu orang merasa cukup aman dengan tabungan yang diambil dari sisa pengeluaran per bulan, cara seperti itu sudah tidak bisa dilakukan lagi karena bunga tabungan tidak lagi menjadi jaminan untuk biaya hidup masa depan. “Saatnya menambah jumlah tabungan dan mulai berinvestasi pada bentuk lain. Salah satunya adalah logam mulia seperti emas. Emas yang menjadi investasi sebaiknya emas batangan karena harganya relatif stabil,” kata Daniel.
Pilih dan wujudkan suatu rencana. Setelah menetapkan sebuah rencana, misalnya akan membeli kendaraan atau rumah, tindakan maka harus diwujudkan dalam kehidupan. Misalnya jika ingin meningkatkan tabungan saat ini maka harus dilakukan penghematan pengeluaran atau meningkatkan pendapatan.
Jika anggaran keluarga sudah dibuat dan ternyata pengeluaran bulan ini lebih besar dari penghasilan, bagaimana mengatasinya? Yang pertama adalah merevisi rencana anggaran. Seleksi lagi anggaran yang dapat dirampingkan atau bahkan dicoret untuk sementara. Supaya keuangan tetap sehat, bersihkan dulu dari segala macam utang. Tunggakan kartu kredit harus segera ditutup agar bunganya tidak makin menjerat. Jika tunggakan kartu kredit memang masuk kondisi kritis, relakan pos tabungan untuk menutup semua utang. Segera setelah utang yang makin membengkak dilunasi, sehatkan keuangan dengan membuat rencana keuangan baru.

Tidak ada komentar: