30 Maret 2011

Jangan Banyak Dipikir, Langsung Action



Jika dulu orang merasa cukup aman dengan tabungan yang diambil dari sisa pengeluaran per bulan, cara seperti itu sudah tidak bisa dilakukan lagi karena bunga tabungan tidak lagi menjadi jaminan untuk biaya hidup masa depan. “Saatnya menambah jumlah tabungan dan mulai berinvestasi pada bentuk lain. Bisa dengan logam mulia seperti emas atau berwirausaha,” kata Daniel Tulasi, Perencana Keuangan dari Unika Widya Mandala Surabaya.
Sejalan dengan Daniel, perencanaan keuangan Ligwina Hananto dalam bukunya Plan Now, juga menyarankan menyisihkan uang untuk berinvestasi. Biasakan cermat mengelola uang, manfaatkan investasi berkala, tentukan tujuan finansial utama dan tujuan finansial lainnya. Mulai mengubah dan mengaktifkan uang. Siapkan dana darurat dan dana cadangan, raih tujuan finansial terdekat -jangka pendek dan menengah- serta tambah dana darurat hingga lebih dari 12 bulan. Alokasi dana pembelian aset aktif. Awali dengan menambah pengetahuan tentang keuangan, mencari lokasi informasi alternatif aset aktif (bisnis, properti, surat berharga) setelah itu baru action. Menerima pendapatan pasif. Beli aset aktif dan mulailah menerima pendapatan pasif sehingga jumlahnya makin lama setara dengan pengeluaran bulanan. Sambil menunggu, teruslah mencari informasi alternatif aset aktif.
Berapa jatah untuk berinvestasi saat ini? Jika memiliki dana Rp 5 juta-Rp 10 juta, mahasiswa atau ibu rumah tangga bisa memulainya dengan mudah. Christine Wuryanano yang disapa Christine Wu menyarankan untuk melakukan usaha sesuai hobi. Jika hobi memasak, silakan dijual ke tetangga atau saat arisan keluarga. “Ada juga usaha tanpa modal yaitu bisnis online. Mahasiswa saya melakukan trik itu. Dia memasang barang, dan ketika uang pesanan ditransfer, dia membelikan barang itu. Selisihnya menjadi keuntungan yang jika dikumpulkan akan besar,” kata Christine. Dalam bisnis online, para ibu di rumah bisa menjalankan bisnisnya bahkan hanya dengan mengenakan daster.
Christine menambahkan bahwa jika ingin berbisnis, segera action. “Jangan banyak berpikir karena hanya memupuk kekhawatiran.”
Jika yang dikhawatirkan kegagalan dan modal tidak kembali, Christine punya cara lain. Dia tidak pernah menyebut itu gagal, tetapi belajar. Dengan begitu, tidak ada kamus gagal dalam usahanya. Yang ada hanya belajar.
“Itu karena dalam setiap kesalahan, saya belajar untuk tidak mengulangi dan mengambil jalan lain agar tidak terulang,” tuturnya. Perempuan yang menjadi Wanita Inspirasi 2009 oleh Tabloid Nova itu pernah jatuh bangun dalam bisnis. Ketika nyemplung dalam usaha herbal, uang ratusan juta tersedot dan bisnis itu tidak kunjung meledak seperti yang diharapkannya.
Ide segar justru datang dari anaknya, Riyadh Ramadhan. Siswa kelas XII itu melihat outlet milik ibunya di Royal Plaza Surabaya tidak hoki jika digunakan berbisnis herbal. Outlet itu diminta dan Riyadh menyodorkan ide untuk menjual gorengan.
“Sederhana, kan?! Awalnya saya sangsi, tetapi setelah dipelajari oke juga. Dia menjual gorengan kelas atas,” cerita Christine.
Riyadh memberi nama Go Crunz! untuk usaha gorengan itu. Jamur menjadi gorengan andalan awalnya. Kemudian ditambah dengan bahan lain. Kini, Riyadh membuktikan idenya lebih diterima. Alasannya masuk akal. Di lantai 3 Royal Plaza, outlet milik ibunya yang berbisnis herbal dianggapnya tidak sejalan dengan sekitarnya yang memang berisi outlet makanan dan minuman.
Kini, Riyadh yang mulai membuka waralaba untuk Go Crunz! Sejak Oktober lalu boleh bernapas lega karena gorengan yang dikemas apik itu mulai mendatangkan keuntungan. Supaya berbeda dengan gorengan lain, kemasan dibuat ‘berkelas’ karena yang disasar memang pembeli dari kalangan atas.
“Riyadh membuktikan bahwa idenya membuat bisnis makanan memang menjanjikan. Itu juga yang membuat saya makin bersemangat mengurusi Cupbol,” ungkap Christine yang kini sudah memiliki mitra Cupbol di Sidoarjo, Mojokerto, Madiun, Lumajang, Jember, Pasuruan, Malang, Tulungagung, dan Jambi.

Kreatif Tampilan Baru
Konsumen yang ditangani Christine rentan berpindah ke lain hati karena Cupbol mudah ditiru. Apalagi dia memang tidak menyimpan rahasia resep. “Tidak ada yang saya sembunyikan. Cara lain agar konsumen kembali adalah dengan mengemas penganan ini menjadi kreatif,” katanya.
Dia justru gembira jika ada yang membuat usaha serupa sehingga ada persaingan dan memancing ide kreatif. Itu sejalan dengan jurus ATM, amati, tiru, dan modifikasi yang dibagikan Christine pada mahasiswanya.
Awalnya, Cupbol hanya memiliki tiga rasa yaitu isi ragout, cokelat, dan stroberi. Hanya dalam waktu satu bulan konsumen mulai bosan. Christine memutar otak dengan mencari ide baru supaya konsumen mencoba.
Ternyata percobaan itu berhasil. Kini ada 21 varian yang bisa dipilih. Demikian juga dengan Go Crunz! yang terus menambah bahan untuk gorengannya. Jika sebelumnya jamur menjadi andalan, Riyadh mulai mencoba potongan ayam. Ternyata pelanggan menyukainya. Sebagai bahan percobaan lain adalah ketika dia menyajikan kulit ayam yang garing. Menu yang satu ini memang unik karena tidak banyak yang menyajikan kulit ayam untuk camilan kelas atas. end

foto milik Christine Wu

1 komentar:

jawaaxl mengatakan...

yup saya setuju ^_^